Sabtu, 22 Januari 2011

Pendemo Kritik Kinerja Bupati dan Wabup I Tribun Timur

Selasa, 16 Februari 2010 | 01:41 WITA

Warga yang tergabung dalam Front Perjuangan Rakyat (FPR) Bulukumba itu mengeritik kinerja pasangan Bupati AM Sukri Sappewali dan Wakil Bupati (Wabup) Padasi selama empat tahun lebih memimpin Butta Panrita Lopi.
Koordinator FPR, Rudi Tahas, menilai, selama kurun waktu itu, pemerintah setempat tidak maksimal membangun infrastruktur berupa sarana jalan dan merehabilitasi sejumlah gedung pemerintahan.
"Hampir semua jalan poros desa nyaris tidak ada perubahan selama empat tahun terakhir. Misalnya di Kassimpureng dan sejumlah jalan lain," kata Rudi.
Pendemo juga mengeritik Pemkab Bulukumba yang mengahadirkan artis dan musik elekton saat penutupan pameran pembangunan Bulukumba di Lapangan Pemuda, akhir pekan lalu.
"Ini sangat kontradiksi, karena pemerintah menghadirkan elekton yang tidak sopan menurut ajaran agama Islam. Apalagi daerah ini telah punya aturan perda syariat Islam," tambah Irwandi Puspo, Ketua Komite Pemuda Rakyat Salassae.
Unjuk rasa bermula di depan pasar tua, lalu mereka bergerak hingga di depan kantor bupati Bulukumba.
Pendemo hanya melakukan orasi di luar pagar kantor bupati. Meski begitu, aparat Satpol PP Bulukumba dan petugas Polres Bulukumba tetap melakukan antisipasi.
Dalam rombongan pendemo, tampak beberapa ibu rumah tangga yang membawa bocah. Unjuk rasa berlangsung tertib.
Pengunjuk rasa mengaku gabungan dari Aliansi Gerakan Reforma Agraria (Agra), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Persaudaraan Guru Seluruh Indonesia (PGSI), Ikatan Mahasiswa Mummadiyah (IMM), Komite Pemuda Rakyat Salassae (KPRS) Gerakan Pemuda Kassimpureng (GPK), dan Serikat Nelayan Bulukumba (SNB). (cr5)

Bupati: Harus Punya Indikator Penilaian

MENGENAI penilaian Forum Perjuangan Rakyat (FPR) Bulukumba itu, Bupati Bulukumba, AM Sukri Sappewali,
mengatakan, FPR harusnya mempunyai indikator penilaian yang jelas.
"Mereka perlu mempunyai indikator penilaian, karena jika hanya menyampaikan tanpa ada indikator berhasil atau tidak, maka itu namanya subyektif," kata bupati, seperti dikutip oleh
Kabag Humas Pemkab Bulukumba, Daud Kahal, kemarin.
Menurut bupati, berdasarkan data statistik, pihaknya berhasil dalam pembangunan infrastruktur jalan.
"Buktinya bisa dilihat dari pertumbuhan ekonomi Bulukumba sebesar 8,06 persen, yang merupakan peringkat ketiga di Sulsel setelah Makassar dan Sidrap," kata Daud.
Data ini menunjukkan, keberhasilan infrastruktur jalan dan irigasi mempengaruhi pertumbuhan ekonomi warga.
Diperoleh juga informasi, dari data penjualan mobil Toyota, Bulukumba tertinggi di Sulsel.
Ini menunjukkan masyarakat sejahtera. Angka kemiskinan juga menurun. Data statistik menyebutkan, tahun lalu penerima raskin 24 ribu Rumah Tangga Sasaran (RTS), kini turun menjadi 21 ribu RTS.
Mengenai perda keagamaan, menurut Daud, karena model kepemimpinan berbeda dengan yang sebelumnya. Jika ada perbedaan, hal itu manusiawi. (cr5)

Tidak ada komentar: